.: THIS BLOG IS BUILT AND DEDICATED TO YOUR EYES ONLY :.

Tuesday, July 21, 2009

barangkali hanya

barangkali hanya batu yang melawaninya bicara. yang mengangguk dalam bisu. yang menggeleng diam. saat diserunya langit, di petang yang telentang. dipupus hari yang kerontang.

dia menghitung nama, yang tersebut sejak kali pertama terjaga. yang teringat-lupa apakah pernah ada

senja menganyam gelisahnya. menyulam sajak-sajak yang pernah tertuang di bukubuku bambu. dan, dia melihatnya turun di jembatan pelangi. bersama iringan sayap kupukupu. yang melantunkan tasbih jutaan bidadari.

"sosok itukah yang kukenal?" Tanyanya sendiri.

yang kali-berkali dipanggilnya tida sekali menyahut. yang berjuta simpul rindu mengail tiada jua bertaut. yang berkalikali berharap hingga sekarat. kemanakah gerangan dia pergi? waktu melindapkan dari manik matanya. hingga kesempatan hengkang dari pagi dan petangnya.

"kaukah, sekuntum rindu?"

"aku mengenang senyummu meski kalah tiada berhenti. aku menanti suaramu, hingga semua kata tak terdengar lagi. aku merindu tatapmu hingga semua biji-biji hujan yang luruh, mati"

barangkali hanya batu yang menemaniku bicara. yang mengangguk dalam beku, yang menggeleng dalam bisu.

senja merenggang. hilang dikatup tirai malam. kegelapan menyantap hatinya. menggelandang rindunya. mengarungi malam-malam liar tak bertuan. malam bengis yang merepuhkan sepi hingga jera menyalak lagi ~k'sati,kemanggisan~


(Baca Selengkapnya)

Sunday, July 12, 2009

ya dan tidak


ketika kanak-kanak dia mengangguk, atau menggeleng untuk apa saja. ketika belia dia berkata ya, dengan lantang tanpa perduli perkara. menjelang remaja dia berkata tidak dalam hati saja. kini dia dewasa, dan selalu merenung untuk ya yang disesalinya, dan tidak yang tak sanggup diucapkannya. sesekali dia hendak menangis atas tidak yang diputuskannya. atau ya yang tak diinginkannya. dia tau, dia dewasa dan akan akan menua. dan dia juga mengerti, bahwa harus ada ya dan tidak yang tak pernah dipahaminya, namun harus dipilihnya. dia juga menyadari barangkali akan ada ya dan tidak yang mungkin tak pernah diselesaikannya.


---
dia mungkin bisa saja memborgol tangannya, mematahkan penanya, atau menendang papan keyboardnya. namun bagaimana bisa, menghentikan kata-kata yang terus mengalir di kepala, yang berbisik saat tidur ataupun terjaga...

~ kau benar ri, membunuh keinginan menulis, sama saja membekap mulut untuk bicara ~
(Baca Selengkapnya)