.: THIS BLOG IS BUILT AND DEDICATED TO YOUR EYES ONLY :.

Saturday, February 6, 2010

lari, rang, lari

sudah lama.

rasanya lama sekali. tidak lari. dulu. ah rasanya terlalu dulu. sampai-sampai saya lupa bagaimana rasanya. lari. ya lari itu.

dulu teman saya yang namanya sebut saja, heri bilang : "lari, rang!"

waktu berlari. hidup berlari. maka kamu harus berlari! kamu harus berlari lebih cepat dari hari, dari hidup itu sendiri, jika ingin mengalahkan hari yang keras. lihatlah, saat kau dalam percepatan. semua tertinggal di belakang. biarkan! sebab yang lebih cepat di depanmu masih lebih penting untukmu. jangan biarkan mereka meninggalkanmu.

saya masih mengenang teman saya yang sekarang tak tau dimana itu. ia hilang, dan entah terselip di belahan dunia mana. teman saya ngelayap kemana-mana. teman saya yang sangat cepat dan tangguh dalam berlari dalam banyak hal. teman saya yang cerdas. yang tak pernah saya ungguli nilai-nilainya.

jika kau rasa ingin mampus kebosanan. jika kau benci dunia yang tiba-tiba kau rasa menjadi brengsek. jika kau sedang marah dan ingin mencincang orang. jika kau patah hati. jika kau punya tumpukan masalah. saat kau merasa tak mampu lagi berbuat apa-apa. saat kau ingin rasa-rasa yang tak kau inginkan mengendap dan meracunimu. larilah. larilah secepat kau bisa. sejauh-jauhnya. biarkan semua yang ingin kau campakan tertinggal dan menguap bersama nafas yang kau hembuskan.

heri pun berlari.

dia tak ingin menangisi hidupnya yang terseok-seok dibelakang, dia memilih mengejar apa yang ada depannya. ketika kau memilih bergerak lebih dulu. kau akan mendapat banyak pilihan ketimbang kau menunggu. jika kau menunggu kau akan mendapat sisa. tak banyak pilihan pada sisa.

ah entah sudah berapa lama saya berhenti berlari.

“sebagian besar manusia menciptakan penjara bagi hidupnya sendiri”

saya yang masih kehabisan nafas ngos-ngosan menengadah.

“ini” heri mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri “penjara itu di sini” katanya lagi. “dan mereka melupakan yang disini”, heri mengetuk sendiri dadanya.

“stuck”
“its your choice…”

heri selalu punya filosopinya sendiri. yang mungkin tak lazim untuk remaja seusianya, mungkin karena dia banyak membaca. “kita berlari, disini, di lapangan ini. fisik. dan kita juga berlari di sini, pikiran dan angan-angan kita. buat keduanya seimbang” terus terang aku menyukai cara dia mengajak kita melakukan sesuatu, ketimbang cara yang dilakukan guru-guru.

“pilih dan perjuangkanlah. jika kau yang memilih hidupmu sendiri. jikapun pada akhirnya tak sesuai yang kau inginkan. kau akan puas dan tak menyesali diri” itu sesaat sebelum dia pergi

"now. im stuck n stack righthere... right you said"

dulu, di surabaya saya sering berangkat kantor dengan berlari. pagi sekali. pakai sepatu kets dan trening. menikmati udara bening pagi. saya kangen saat seperti itu. beberapa hari yang lalu saya menonton ulang forest gum. ketika melihat adegan forest berlari saya merasakan kembali atmosphere itu.

kau tak perlu berpikir untuk berlari. biarkan dan terima, rasa itu. biarkan semua yang kau ingat, yang kau kenang, berkejaran dalam darahmu, membilas memorimu. hingga tersembur lewat nafasmu. hingga merembes dari pori-porimu. hingga menetes dan menguap.

aku tau. aku paham kata saya dalam hati. namun sesungguhnya saya tak betul-betul tau, apalagi paham. hanya mengira-ngira. kira-kira begitulah. namun aku siap untuk berlari… lagi

i just run for my life, to live my life!
(Baca Selengkapnya)